Sabtu, 30 Juni 2012

e-learning dalam pembelajaran bahasa arab





E-Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Oleh : Siti Munawaroh

PENDAHULUAN
Inovasi dalam teknologi pembelajaran memang tidak pernah berhenti. Setiap saat pendidikan yang tergabung di dalamnya berusaha untuk mengembangkan teknologi yang digunakan selama ini dan memperbaiki kelemahan-kelemahannya untuk kualitas pendidikan yang lebih baik. Adanya dukungan dari pemerintah, terutama dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional menstimulasi beberapa perguruan tinggi di Indonesi untuk mulai membangun sistem pembelajarannya berbasis web.
E-learning atau proses pembelajaran melalui media elektronik, terutama internet, saat ini dianggap dapat menjadi solusi pendidikan bagi peserta didik yang tidak dapat hadir secara fisik ke setiap perkuliahan, namun mempunyai niat untuk memperoleh pengetahuan atau pun keinginan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Bagi institusi pendidikan, teknologi di dalam e-learning dapat dijadikan media untuk semakin memperbaiki kualitas dalam pembelajaran jarak jauh (distance learning). Jika semula E-learning terkesan sebagai pembelajaran yang pasif dan hanya satu arah dari instruktur atau staf pengajar semata, setahap demi setahap hal ini mulai dirombak. Adanya fasilitas forum dan chatting di dalam media E-learning mulai merubah pandangan banyak orang akan pembelajaran melalui website yang aktif. Dukungan multimedia dan perkembangan badu di dunia web semakin membantu mewujudkan pembelajaran interaktif, meskipun tidak bertemu secara fisik.
Saat ini, sebagian besar website yang digunakan untuk menyajikan E-learning masih lebih terfokus pada penyediaan fasilitas bagi instruktur untuk meng-upload materi kuliah di server dan fasilitas download materi bagi peserta didik. Meskipun materi kuliah dapat berupa presentasi ataupun dokumen multimedia, hal ini masih dianggap sebagai kelemahan. Tidak adanya hubungan interaktif dan seringkali komunikasi hanya terjalin satu arah antara pengajar dengan siswa menjadi keprihatinan sendiri.
Dengan keberadaan E-learning ini, setidaknya menjadi jembatan keterbatasan waktu dan tempat didalam pengembangan proses pembelajaran. Semua orang dapat memanfaatkan fasilitas E-learning dimanapun kapanpun dan siapapun. Perkembangan teknologi ini harus benar-benar mampu dimanfaatkan bagi dunia pendidikan juga, tak lain untuk memberikan pelayanan yang lebih inovatif bagi pelaku pendidikan.
PEMBAHASAN
Deskripsi E-Learning
 Penggunaan E-learning sekarang ini sudah sudah menjadi hal yang harus, penggunaan fasilitas pendukung pembelajaran berbasis IT ini dapat kita temukan di dunia internet, banyak server website yang menyediakan fasilitas untuk E-Learning lengkap dengan fitur-fitur pendukungnya seperti menyediakan fasilitas forum, blog chat, pembelajaran, bank pertanyaan, penilaian, dukungan multimedia, wiki, tugas kelompok, dan dukungan berbagai bahasa. Kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan di dalam E-Learning saat ini sudah dapat ditemukan di berbagai perangkat lunak Learning Content Management System (LCMS) seperti ATutor, Moodle, Sakai Project dan lain sebagainya.
Untuk mendukung pembelajaran khususnya dalam Pembelajaran Bahasa Arab, kami mencoba membuat E-Learning Pembelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan fasilitas Freewebclass.com (fasilitas E-Learning dari Moodle.com) dan aplikasi ATutor dari server ATutor.ca.
E-Learning dengan Freewebclass.com
 Freewebclass adalah salah satu aplikasi untuk E-Learning dari webserver Moddle. Dengan menggunakan fasilitas ini kita bisa membuat sebuah E-Learning dengan free atau gratis disamping ada juga yang berbayar, penggunaan E-Learning dengan Freewebclass yang gratis memiliki konsekuensi yaitu kita hanya memiliki sub-domain dari domain Freewebclass seperti E-Learning yang kami buat ini dengan alamat website;  http://www.arabicforfun.freewebclass.com
Arabicforfun merupakan salah satu aplikasi E-Learning yang menggunakan fasilitas webserver dari Freewebclass.com. Dengan mengakses website Arabicforfun kita dapat melakukan pembelajaran bahasa Arab dengan E-Learning, namun terlebih dahulu pengguna atau user diharuskan mendaftarkan diri kepada administrator atau seseorang pemilik E-Learning ini untuk mendapatkan username dan password sebagai anggota dari E-learning ini. Setelah mendapatkan username dan password seorang pengguna dapat masuk ke dalam E-Learning ini dengan login terlebih dahulu pada kolom yang telah disediakan.
Setelah login, pengguna dapat mengakses segala hal yang ada di dalam E-Learning ini sesuai dengan perannya. Kedudukan pengguna di dalam E-Learning ini sangat berpengaruh terhadap akses yang akan di dapatkannya, di sini terdapat beberapa peran sebagai pengguan atau user diantaranya sebagai; Administrator, course maker, teacher, murid ( student ), dan tamu.
a)      Administrator
Administrator adalah seorang yang memiliki otoritas yang lebih terhadap pembentukan dan jalannya E-Learning, setiap pembuat E-Learning secara otomatis dia sebagai administrator dalam E-Learning tersebut. Dia memiliki hak akses segala fasilitas yang ada di dalam E-Learning, seperti : editing, upload dan download materi, menentukan teacher, menetukan murid, membuat profil, menambahkan aplikasi-aplikasi lain, membuka forum, membuat chatting dan lain sebagainya.
b)      Course Creator
Course creator atau pembuat kursusan merupakan seseorang yang bertugas sebagai penyedia fasilitas kursus di dalam E-Learning, dia memiliki wewenang untuk membuat kursusan, menghapus kursusan, menentukan guru dan murid didalam kursusannya, meng-upload materi.
c)      Teacher
Teacher (guru) adalah tenaga pengajar di dalam setiap kursus yang di buat, dia bertugas sebagai penyampai materi dan menjelaskannya kepada murid yang dia bimbing. Teacher berhak membuat kursusan sendiri dengan materi dan peserta didik yang ia tentukan, namun dia tidak bias mengubah kursusan lain yang bukan wilayah didikannya. Selain itu, dia memiliki wewenang dalam pengembangan pembelajarannya seperti membuat tugas, kuis,tes evaluasi, menentuka nilai dan kelas.
d)     Non-Editing Teacher
Perbedaan teacher dengan Non-editing Teacher adalah hanya dari segi wilayah aksesnya saja, non-editing teacher tidak bias membuat kursus sendiri dan tidak dapat menetukan murid yang akan dia bimbing, dia hanya memiliki tugas sesuai apa yang telah ditugaskan oleh administrator atau course creator kepadanya.
e)      Student
Student atau murid adalah pengguna yang berperan sebagai peserta didik, dimana dia sebagai obyek pengajaran. Student ini memiliki hak menerima pengajaran berupa akses men­-download materi, mengikuti forum diskusi, chatting, mengikuti tes evaluasi, kuis dan lain sebagainya. Namun, para murid aksesnya sangat dibatasi.
f)       Guess
Guess atau tamu, tamu hanya memiliki hak sebatas mengetahui fasilitas yang ditampilkan oleh E-Learning ini, dan tidak memiliki wewenang masuk ke dalamnya.
1)      E-Learning dengan ATutor
Tutor merupakan salah satu perangkat lunak software E-Learning, ATutor dipilih karena tampilannya yang baik dan kemudahannya untuk ditambahkan dengan fasilitas-fasilitas pembelajaran E-Learning lainnya apabila dibutuhkan. Penambahan fasilitas tersebut sifatnya opsional karena tidak semua pengguna E-Learning membutuhkan fasilitas atau fitur tersebut. Untuk mendapatkan software ATutor ini dapat di-download secara gratis dari server aslinya yaitu http://www.atutor.ca.
Pada awalnya ATutor hanya menyediakan fasilitas untuk penulisan materi, upload materi ke server, pertugasan dalam kuliha/pembelajaran, pembuatan bank soal, pengujian dan penilaian serta fasilitas untuk komunikasi antara pengguna yaitu chatting, forum dan blog. Namun jika dibutuhkan, kita dapat menambah modul untuk Kalender yang berisikan aktivitas peserta didik terkait dengan course yang diselenggarakan. Modul tambahan lain yang bisa ditambahkan antara lain Photo Gallery, Text2Speech, WebChat, Ewiki, dan lain sebagainnya semua ini dapat di-download melalui http://www.atutor.ca/modules.
Menggunakan fasilitas software ATutor tidak harus ikut kedalam server aslinya dengan domani ATutor.ca, akan tetapi aplikasi software ATutor ini dapat kita gunakan dan aktifkan di dalam website pribadi atau kita sendiri, contohnya seperti penggunaan ATutor dalam website pribadi yang kami buat ini http://www.noorhaddie.comuv.com.
Di dalam website ini kami menggunakan fasilitas software E-Learning ATutor sebagai aplikasinya, secara umum ATutor tidak jauh beda dengan software-software E-Learning lainnya, namun yang menjadi nilai plus dari fasilitas ini adalah adanya forum chatting yang memungkinkan komunikasi pembelajaran E-Learning tidak hanya satu arah saja akan tetapi dua arah antara instuktur atau teacher dengan muridnya.
Menggunakan ATutor juga dapat tergolong mudah, pengguna yang menginginkan menggunakan atau masuk kedalam E-Learning ini cukup melakukan registrasi sendiri terlebih dahulu bagi yang belum terdaftar tanpa harus didaftarkan oleh administrator sedangkan bagi yang sudah terdaftar bisa melakukan login langsung di dalam kolom tab yang telah disediakan.
Walaupun dalam segi penggunaannya relatif mudah dan lengkap, pengembangan aplikasi E-Learning ATutor dengan menggunakan webhost lain ( bukan webhost ATutor-nya) sedikit rumit, disamping kita harus meng-upload aplikasi ATutor kita juga harus mengurusi editing acount kita di servernya. Disamping itu, aplikasi-aplikasi pendukung pelayanan materinya pun sedikit rumit, akan tetapi penyajiannya lebih menarik.[1]
Model Manajemen E-learning di perguruan tinggi
Model manajemen e-learning merupakan suatu mekanisme yang dapat memberdayakan unsur-unsur manajemen e-learning dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Model manajemen e-learning di perguruan tinggi yang dikembangkan merupakan formulasi model hipotetik manajemen e-learning perguruan tinggi yang efektif dan efisien. Formulasi model ini didasarkan pada teori-teori, analisis hasil penelitian dan hasil penelitian terdahulu yang relevan. Formulasi model ini dibangun berdasarkan unsur-unsur yang mendukung efektivitas dan efisiensi manajemen e-learning.
Hasil dari formulasi tersebut berupa model konsep manajemen e-learning yang efektif dan efisien di perguruan tinggi dan diharapkan juga bermanfaat untuk perguruan tinggi lain. Untuk menghindari terjadinya salah pengertian, salah tafsir, maupun kesalahan dalam pemahaman, maka perlu diungkapkan beberapa asumsi sebagai berikut. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik pasal 1 ayat 3 memuat bahwa yang dimaksud teknologi informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi.
Thompson, Ganxglass dan Simon (Simamora, 2003: 351) mendefinisikan bahwa e-learning adalah suatu pengalaman belajar yang disampaikan melalui teknologi elektronika. Definisi lain tentang e-learning disampaikan oleh Dodd (2002: 286) adalah kegiatan belajar melalui perangkat elektronik komputer yang tersambung pada internet. Berdasarkan definisi e-learning tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah proses pembelajaran on-line dengan menggunakan ICT. Sistem e-learning dibangun dengan unsur-unsur yang sama untuk membangun teknologi informasi atau komputer. Dengan unsur-unsur tersebut sistem e-learning dapat berjalan dengan baik sehingga dapat mendukung proses pembelajaran. Selain itu, Onong Uchjana Effendi, (1989) membedakan tiga unsur dasar dalam sistem informasi manajemen berbasis komputer, yaitu: 1) Hardware (perangkat keras), 2) Software (perangkat lunak), dan 3) Brainware (personalia). Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa unsur-unsur pendukung e-learning adalah bagian-bagian yang membangun sistem e-learning yang terdiri dari hardware, software dan brainware.
Manajemen pembelajaran adalah proses penataan kegiatan belajar mengajar dengan melibatkan semua komponen pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien (Castetter, 1996: 48). Berdasarkan definisi tersebut, maka manajemen e-learning adalah proses penataan pembelajaran on-line dengan menggunakan ICT dan melibatkan seluruh komponen pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien. Model ini diharapkan sebagai suatu solusi terhadap masalah-masalah manajemen e-learning di perguruan tinggi. Penjelasan model manajemen e-learning yang efektif dan efisien di perguruan tinggi tersebut didasarkan pada unsur-unsur yang mendukung efektivitas dan efisiensi manajemen e-learning. Adapun langkahlangkah dalam memperjelas model tersebut adalah pertama, melakukan analisis kebutuhan dan menggunakan metode SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan unsur manajemen e-learning sebagaimana tersebut di atas. Kedua, setelah mengetahui kebutuhan, kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan masing-masing unsur kemudian merumuskan strategi-strategi berdasarkan metode SWOT sehingga dengan strategi-strategi tersebut masing-masing unsur manajemen e-learning dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Ketiga, melakukan pengembangan manajemen e-learning dengan menggunakan metode SOAR (Strenght, Opportunity, Action, Result). Pengembangan didasarkan pada analisis kekuatan, peluang dan tindakan untuk memperoleh hasil yang bermutu. Keempat, melakukan analisis efektivitas dan efisiensi manajemen e-learning dengan melihat efektivitas dan efisiensi masing-masing unsurnya. Apabila hasil analisis tersebut sudah efektif dan efisien, maka model manajemen e-learning tersebut dapat meningkat mutu hasil belajar mahasiswa. Sebaliknya, jika hasil analisisnya tidak efektif dan tidak efisien, maka dilakukan perbaikan berupa proses ulang (feedback) dari awal sampai ditemukan model manajemen e-learning yang efektif dan efisien.[2]
Aplikasi Elearning
 Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan sebagai upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara, merupakan wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya interaksi imbal-balik yang seketika. Siaran bersifat searah, dari nara sumber belajar atau fasilitator kepada pembelajar.
Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan movie) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih-lebih bila materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan berdasar teknologi Internet, memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi puncak seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.[3]
Pembelajaran Elearning dalam pendidikan bahasa arab
Kemajuan teknologi yang pesat, khususnya teknologi informasi mendorong manusia untuk mengembangkan media pembelajaran yang dapat digunakan kapanpun dan dimanapun. Metode PBA yang masih menggunakan metode ceramah membuat murid cepat merasa bosan dan jenuh sehingga guru dituntut untuk menggunakan media yang lebih relevan dengan tuntutan zaman, agar siswa lebih termotivasi dan antusias dalam belajar bahasa Arab.
Produk teknologi informasi dan komunikasi yang telah merambah dunia pendidikan berhasil mengubah model pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran e-learning atau e-edukatif, termasuk juga dalam pendidikan bahasa Arab. E-Learning dipandang sebagai bagian terpenting dalam upaya meningkat proses belajar mengajar (Suteja, 2008).
Dalam proses pendidikan bahasa Arab, keempat fungsi media di atas sangat diperlukan untuk mengangkat citra bahasa Arab telah dikesankan minim dan berada di kelas bawah, sekaligus untuk memperkaya produk teknologi atau software edukatif bahasa Arab. Karena itu, model pendidikan berbasis Arabic E-Learning menjadi solusi pengembangan bahasa yang dimulai dari pengembangan aspek media ajar. Solusi ini untuk menjawab rendahnya minat pelajar terhadap bidang studi bahasa Arab, sekaligus untuk mengantipasi perubahan dari model pembelajaran konvensional ke model e-learning.[4]

Daftar pustaka
Model manajement elearning.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar