E-Learning Dalam Pembelajaran
Bahasa Arab
Oleh : Siti Munawaroh
PENDAHULUAN
Inovasi dalam teknologi pembelajaran memang tidak pernah berhenti.
Setiap saat pendidikan yang tergabung di dalamnya berusaha untuk mengembangkan
teknologi yang digunakan selama ini dan memperbaiki kelemahan-kelemahannya
untuk kualitas pendidikan yang lebih baik. Adanya dukungan dari pemerintah,
terutama dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional menstimulasi beberapa perguruan tinggi di Indonesi untuk mulai
membangun sistem pembelajarannya berbasis web.
E-learning atau proses pembelajaran melalui media elektronik,
terutama internet, saat ini dianggap dapat menjadi solusi pendidikan bagi
peserta didik yang tidak dapat hadir secara fisik ke setiap perkuliahan, namun
mempunyai niat untuk memperoleh pengetahuan atau pun keinginan untuk
melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Bagi institusi pendidikan, teknologi
di dalam e-learning dapat dijadikan media untuk semakin memperbaiki kualitas
dalam pembelajaran jarak jauh (distance learning). Jika semula E-learning
terkesan sebagai pembelajaran yang pasif dan hanya satu arah dari instruktur
atau staf pengajar semata, setahap demi setahap hal ini mulai dirombak. Adanya
fasilitas forum dan chatting di dalam media E-learning mulai merubah pandangan
banyak orang akan pembelajaran melalui website yang aktif. Dukungan multimedia
dan perkembangan badu di dunia web semakin membantu mewujudkan pembelajaran
interaktif, meskipun tidak bertemu secara fisik.
Saat ini, sebagian besar website yang digunakan untuk menyajikan
E-learning masih lebih terfokus pada penyediaan fasilitas bagi instruktur untuk
meng-upload materi kuliah di server dan fasilitas download materi bagi peserta
didik. Meskipun materi kuliah dapat berupa presentasi ataupun dokumen
multimedia, hal ini masih dianggap sebagai kelemahan. Tidak adanya hubungan
interaktif dan seringkali komunikasi hanya terjalin satu arah antara pengajar
dengan siswa menjadi keprihatinan sendiri.
Dengan keberadaan E-learning ini, setidaknya menjadi jembatan
keterbatasan waktu dan tempat didalam pengembangan proses pembelajaran. Semua
orang dapat memanfaatkan fasilitas E-learning dimanapun kapanpun dan siapapun.
Perkembangan teknologi ini harus benar-benar mampu dimanfaatkan bagi dunia
pendidikan juga, tak lain untuk memberikan pelayanan yang lebih inovatif bagi
pelaku pendidikan.
PEMBAHASAN
Deskripsi E-Learning
Penggunaan
E-learning sekarang ini sudah sudah menjadi hal yang harus, penggunaan
fasilitas pendukung pembelajaran berbasis IT ini dapat kita temukan di dunia
internet, banyak server website yang menyediakan fasilitas untuk E-Learning
lengkap dengan fitur-fitur pendukungnya seperti menyediakan fasilitas forum,
blog chat, pembelajaran, bank pertanyaan, penilaian, dukungan multimedia, wiki,
tugas kelompok, dan dukungan berbagai bahasa. Kebutuhan-kebutuhan yang
diharapkan di dalam E-Learning saat ini sudah dapat ditemukan di berbagai
perangkat lunak Learning Content Management System (LCMS) seperti ATutor,
Moodle, Sakai Project dan lain sebagainya.
Untuk mendukung pembelajaran khususnya dalam Pembelajaran
Bahasa Arab, kami mencoba membuat E-Learning Pembelajaran Bahasa Arab dengan
menggunakan fasilitas Freewebclass.com (fasilitas E-Learning dari Moodle.com)
dan aplikasi ATutor dari server ATutor.ca.
E-Learning dengan Freewebclass.com
Freewebclass
adalah salah satu aplikasi untuk E-Learning dari webserver Moddle. Dengan
menggunakan fasilitas ini kita bisa membuat sebuah E-Learning dengan free
atau gratis disamping ada juga yang berbayar, penggunaan E-Learning dengan
Freewebclass yang gratis memiliki konsekuensi yaitu kita hanya memiliki
sub-domain dari domain Freewebclass seperti E-Learning yang kami buat ini
dengan alamat website; http://www.arabicforfun.freewebclass.com
Arabicforfun
merupakan salah satu aplikasi E-Learning yang menggunakan fasilitas webserver
dari Freewebclass.com. Dengan mengakses website Arabicforfun kita dapat
melakukan pembelajaran bahasa Arab dengan E-Learning, namun terlebih dahulu
pengguna atau user diharuskan mendaftarkan diri
kepada administrator
atau seseorang pemilik E-Learning ini untuk mendapatkan
username dan password sebagai anggota dari
E-learning ini. Setelah mendapatkan username dan password
seorang pengguna dapat masuk ke dalam E-Learning ini dengan login terlebih
dahulu pada kolom yang telah disediakan.
Setelah login,
pengguna dapat mengakses segala hal yang ada di dalam E-Learning ini sesuai
dengan perannya. Kedudukan pengguna di dalam E-Learning ini sangat berpengaruh
terhadap akses yang akan di dapatkannya, di sini terdapat beberapa peran
sebagai pengguan atau user diantaranya sebagai;
Administrator, course maker, teacher,
murid ( student ),
dan tamu.
a) Administrator
Administrator
adalah seorang yang memiliki otoritas yang lebih terhadap pembentukan dan
jalannya E-Learning, setiap pembuat E-Learning secara otomatis dia sebagai
administrator dalam E-Learning tersebut. Dia memiliki hak akses segala
fasilitas yang ada di dalam E-Learning, seperti : editing, upload dan download
materi, menentukan teacher, menetukan murid, membuat
profil, menambahkan aplikasi-aplikasi lain, membuka forum, membuat chatting
dan lain sebagainya.
b) Course
Creator
Course
creator atau pembuat kursusan merupakan seseorang yang bertugas sebagai
penyedia fasilitas kursus di dalam E-Learning, dia memiliki wewenang untuk
membuat kursusan, menghapus kursusan, menentukan guru dan murid didalam kursusannya,
meng-upload materi.
c) Teacher
Teacher (guru)
adalah tenaga pengajar di dalam setiap kursus yang di buat, dia bertugas
sebagai penyampai materi dan menjelaskannya kepada murid yang dia bimbing. Teacher
berhak membuat kursusan sendiri dengan materi dan peserta didik yang ia
tentukan, namun dia tidak bias mengubah kursusan lain yang bukan wilayah
didikannya. Selain itu, dia memiliki wewenang dalam pengembangan
pembelajarannya seperti membuat tugas, kuis,tes evaluasi, menentuka nilai dan
kelas.
d) Non-Editing
Teacher
Perbedaan
teacher dengan
Non-editing
Teacher adalah hanya dari segi wilayah aksesnya saja, non-editing
teacher tidak bias membuat kursus sendiri dan tidak dapat menetukan
murid yang akan dia bimbing, dia hanya memiliki tugas sesuai apa yang telah
ditugaskan oleh administrator atau course creator kepadanya.
e) Student
Student atau
murid adalah pengguna yang berperan sebagai peserta didik, dimana dia sebagai
obyek pengajaran. Student ini memiliki hak menerima
pengajaran berupa akses men-download materi, mengikuti forum
diskusi, chatting,
mengikuti tes evaluasi, kuis dan lain sebagainya. Namun, para murid aksesnya
sangat dibatasi.
f) Guess
Guess
atau tamu, tamu hanya memiliki hak sebatas mengetahui fasilitas yang
ditampilkan oleh E-Learning ini, dan tidak memiliki wewenang masuk ke dalamnya.
1) E-Learning dengan ATutor
Tutor
merupakan salah satu perangkat lunak software E-Learning, ATutor dipilih
karena tampilannya yang baik dan kemudahannya untuk ditambahkan dengan
fasilitas-fasilitas pembelajaran E-Learning lainnya apabila dibutuhkan.
Penambahan fasilitas tersebut sifatnya opsional karena tidak semua pengguna
E-Learning membutuhkan fasilitas atau fitur tersebut. Untuk mendapatkan software
ATutor ini dapat di-download secara gratis dari server
aslinya yaitu http://www.atutor.ca.
Pada
awalnya ATutor hanya menyediakan fasilitas untuk penulisan materi, upload
materi ke server, pertugasan dalam kuliha/pembelajaran, pembuatan bank soal,
pengujian dan penilaian serta fasilitas untuk komunikasi antara pengguna yaitu chatting,
forum dan blog. Namun jika dibutuhkan, kita dapat menambah modul untuk Kalender
yang berisikan aktivitas peserta didik terkait dengan course yang
diselenggarakan. Modul tambahan lain yang bisa ditambahkan antara lain Photo
Gallery, Text2Speech, WebChat, Ewiki, dan lain sebagainnya semua ini dapat di-download
melalui http://www.atutor.ca/modules.
Menggunakan fasilitas software ATutor tidak harus ikut
kedalam server aslinya dengan domani ATutor.ca, akan tetapi aplikasi software
ATutor ini dapat kita gunakan dan aktifkan di dalam website pribadi atau kita
sendiri, contohnya seperti penggunaan ATutor dalam website pribadi yang kami
buat ini http://www.noorhaddie.comuv.com.
Di dalam website ini kami menggunakan fasilitas software
E-Learning ATutor sebagai aplikasinya, secara umum ATutor tidak jauh beda
dengan software-software
E-Learning lainnya, namun yang menjadi nilai plus dari fasilitas
ini adalah adanya forum chatting yang memungkinkan
komunikasi pembelajaran E-Learning tidak hanya satu arah saja akan tetapi dua
arah antara instuktur atau teacher dengan muridnya.
Menggunakan ATutor juga dapat tergolong mudah, pengguna
yang menginginkan menggunakan atau masuk kedalam E-Learning ini cukup melakukan
registrasi sendiri terlebih dahulu bagi yang belum terdaftar tanpa harus
didaftarkan oleh administrator sedangkan bagi yang sudah terdaftar bisa
melakukan login langsung
di dalam kolom tab yang telah disediakan.
Walaupun
dalam segi penggunaannya relatif mudah dan lengkap, pengembangan aplikasi
E-Learning ATutor dengan menggunakan webhost lain ( bukan webhost ATutor-nya)
sedikit rumit, disamping kita harus meng-upload aplikasi ATutor kita juga
harus mengurusi editing acount kita di servernya.
Disamping itu, aplikasi-aplikasi pendukung pelayanan materinya pun sedikit
rumit, akan tetapi penyajiannya lebih menarik.[1]
Model Manajemen E-learning di perguruan tinggi
Model manajemen
e-learning merupakan suatu mekanisme yang dapat memberdayakan
unsur-unsur manajemen e-learning dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Model manajemen e-learning di perguruan
tinggi yang dikembangkan merupakan formulasi model hipotetik manajemen e-learning
perguruan tinggi yang efektif dan efisien. Formulasi model ini didasarkan
pada teori-teori, analisis hasil penelitian dan hasil penelitian terdahulu yang
relevan. Formulasi model ini dibangun berdasarkan unsur-unsur yang mendukung
efektivitas dan efisiensi manajemen e-learning.
Hasil dari
formulasi tersebut berupa model konsep manajemen e-learning yang efektif
dan efisien di perguruan tinggi dan diharapkan juga bermanfaat untuk perguruan
tinggi lain. Untuk menghindari terjadinya salah pengertian, salah tafsir,
maupun kesalahan dalam pemahaman, maka perlu diungkapkan beberapa asumsi
sebagai berikut. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.11 Tahun 2008
tentang informasi dan transaksi elektronik pasal 1 ayat 3 memuat bahwa yang
dimaksud teknologi informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,
menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau
menyebarkan informasi.
Thompson,
Ganxglass dan Simon (Simamora, 2003: 351) mendefinisikan bahwa e-learning adalah
suatu pengalaman belajar yang disampaikan melalui teknologi elektronika.
Definisi lain tentang e-learning disampaikan oleh Dodd (2002: 286)
adalah kegiatan belajar melalui perangkat elektronik komputer yang tersambung
pada internet. Berdasarkan definisi e-learning tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa e-learning adalah proses pembelajaran on-line dengan
menggunakan ICT. Sistem e-learning dibangun dengan unsur-unsur
yang sama untuk membangun teknologi informasi atau komputer. Dengan unsur-unsur
tersebut sistem e-learning dapat berjalan dengan baik sehingga dapat
mendukung proses pembelajaran. Selain itu, Onong Uchjana Effendi, (1989)
membedakan tiga unsur dasar dalam sistem informasi manajemen berbasis komputer,
yaitu: 1) Hardware (perangkat keras), 2) Software (perangkat
lunak), dan 3) Brainware (personalia). Dengan demikian, dapat
diasumsikan bahwa unsur-unsur pendukung e-learning adalah bagian-bagian
yang membangun sistem e-learning yang terdiri dari hardware, software
dan brainware.
Manajemen
pembelajaran adalah proses penataan kegiatan belajar mengajar dengan melibatkan
semua komponen pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran secara
efektif dan efisien (Castetter, 1996: 48). Berdasarkan definisi tersebut, maka
manajemen e-learning adalah proses penataan pembelajaran on-line dengan
menggunakan ICT dan melibatkan seluruh komponen pendidikan dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien. Model ini diharapkan
sebagai suatu solusi terhadap masalah-masalah manajemen e-learning di
perguruan tinggi. Penjelasan model manajemen e-learning yang efektif dan
efisien di perguruan tinggi tersebut didasarkan pada unsur-unsur yang mendukung
efektivitas dan efisiensi manajemen e-learning. Adapun langkahlangkah dalam
memperjelas model tersebut adalah pertama, melakukan analisis kebutuhan
dan menggunakan metode SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan
tantangan unsur manajemen e-learning sebagaimana tersebut di atas. Kedua,
setelah mengetahui kebutuhan, kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan
masing-masing unsur kemudian merumuskan strategi-strategi berdasarkan metode
SWOT sehingga dengan strategi-strategi tersebut masing-masing unsur manajemen e-learning
dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Ketiga, melakukan
pengembangan manajemen e-learning dengan menggunakan metode SOAR (Strenght,
Opportunity, Action, Result). Pengembangan didasarkan pada analisis
kekuatan, peluang dan tindakan untuk memperoleh hasil yang bermutu. Keempat,
melakukan analisis efektivitas dan efisiensi manajemen e-learning dengan
melihat efektivitas dan efisiensi masing-masing unsurnya. Apabila hasil analisis
tersebut sudah efektif dan efisien, maka model manajemen e-learning tersebut
dapat meningkat mutu hasil belajar mahasiswa. Sebaliknya, jika hasil analisisnya
tidak efektif dan tidak efisien, maka dilakukan perbaikan berupa proses ulang (feedback)
dari awal sampai ditemukan model manajemen e-learning yang efektif dan
efisien.[2]
Aplikasi Elearning
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di
Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan
siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan sebagai upaya melakukan
penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh
nusantara, merupakan wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan
teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran
radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya interaksi imbal-balik yang
seketika. Siaran bersifat searah, dari nara sumber belajar atau fasilitator
kepada pembelajar.
Introduksi
komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks,
grafis, gambar, suara, dan movie) memberikan peluang baru untuk mengatasi
kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya
mampu memberikan informasi searah (terlebih-lebih bila materi tayangannya
adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet
memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron
(delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran
secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator
tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video
conference yang dijalankan berdasar teknologi Internet, memungkinkan pembelajar
berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi
puncak seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah
juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.[3]
Pembelajaran Elearning dalam pendidikan bahasa arab
Kemajuan teknologi yang pesat, khususnya teknologi informasi
mendorong manusia untuk mengembangkan media pembelajaran yang dapat digunakan kapanpun
dan dimanapun. Metode PBA yang masih menggunakan metode ceramah membuat murid
cepat merasa bosan dan jenuh sehingga guru dituntut untuk menggunakan media
yang lebih relevan dengan tuntutan zaman, agar siswa lebih termotivasi dan
antusias dalam belajar bahasa Arab.
Produk teknologi informasi dan komunikasi yang telah merambah dunia
pendidikan berhasil mengubah model pembelajaran konvensional menjadi
pembelajaran e-learning atau e-edukatif, termasuk juga dalam pendidikan bahasa
Arab. E-Learning dipandang sebagai bagian terpenting dalam upaya meningkat
proses belajar mengajar (Suteja, 2008).
Dalam proses pendidikan bahasa Arab, keempat fungsi media di atas
sangat diperlukan untuk mengangkat citra bahasa Arab telah dikesankan minim dan
berada di kelas bawah, sekaligus untuk memperkaya produk teknologi atau
software edukatif bahasa Arab. Karena itu, model pendidikan berbasis Arabic
E-Learning menjadi solusi pengembangan bahasa yang dimulai dari pengembangan
aspek media ajar. Solusi ini untuk menjawab rendahnya minat pelajar terhadap
bidang studi bahasa Arab, sekaligus untuk mengantipasi perubahan dari model
pembelajaran konvensional ke model e-learning.[4]
Daftar pustaka
Model manajement elearning.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar